Ditulis oleh: Anna Fatinasari
Ditinjau oleh: apt. Adelia Ayu Prityani, S.Farm
Swipers, pernahkah kamu mendengar penyakit PCOS yang sering menyerang wanita usia produktif? PCOS sering dianggap sepele, padahal penyakit ini dapat berdampak pada kesehatan reproduksi wanita, hingga mengakibatkan sulit hamil. Jadi, sebenarnya apa itu PCOS? Yuk, kenali gejala dan penyebab penyakit ini lebih jauh!
Apa itu PCOS?
PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) merupakan gangguan hormonal yang kerap dialami wanita usia reproduksi, biasanya antara usia 15 hingga 49 tahun. Pengidap penyakit PCOS akan mengalami gangguan menstruasi karena tingginya kadar androgen dalam tubuh. Androgen yang berlebihan dapat mengakibatkan indung telur memproduksi banyak benjolan kecil berisi cairan (kista), sehingga sel telur tidak bisa berkembang secara sempurna dan pelepasan sel telur terganggu. Tentunya, hal ini akan mengakibatkan siklus menstruasi tidak teratur dan dapat berdampak pada kesuburan pasien.
Penyebab, Gejala dan Tanda PCOS
Lalu, sebenarnya apa sih penyebab PCOS? Bagaimana tanda dan gejala PCOS pada wanita?
Apakah kamu merasakan salah satu tandanya?
Cek selengkapnya di sini!
Pengobatan
Lalu, apakah pasien penderita PCOS bisa sembuh? Berikut ini merupakan beberapa terapi farmakologi dan non-farmakologi yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko penyakit ini, antara lain :
1. Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal merupakan obat lini pertama untuk mengatasi menstruasi yang tidak teratur, hirsutisme, dan jerawat. Pengobatan ini dapat diberikan dalam bentuk pil kontrasepsi oral atau cincin vagina.
2. Agen Anti-Androgen
Obat ini bekerja dengan memblokir reseptor androgen (siproteron asetat, spironolakton) dan mengurangi produksi androgen.
3. Metformin
Metformin dapat meningkatkan ovulasi. Ketersediaan metformin yang luas dan biaya yang rendah menjadikan obat ini sering digunakan dalam layanan kesehatan.
4. Modifikasi gaya hidup
Intervensi lain yang bisa dilakukan yakni berupa perubahan gaya hidup. Rutin berolahraga dan diet sehat tanpa konsumsi minuman manis dan makanan olahan dapat membantu menurunkan resistensi insulin dan berat badan.
Kesimpulan
Ketidakteraturan siklus menstruasi dapat menjadi tanda seorang wanita mengidap penyakit PCOS. Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan ketika mengalami perubahan pola menstruasi ya, Swipers!
Nah, Swipers! Sebagai apoteker kamu berperan penting untuk memberikan edukasi seputar penyakit PCOS, mulai dari tanda dan gejala penyakit PCOS, hingga pengobatan apa yang dapat dilakukan. Kamu bisa cek Youtube SwipeRx Indonesia yang menyediakan banyak edukasi seputar kefarmasian dan nantinya bisa kamu bagikan ke pasien-pasien kamu!
Segera unduh aplikasi SwipeRx di Google Play Store atau App Store yang berisi konten-konten informatif lainnya!
Reference
- Bai, H., Ding, H., & Wang, M. (2024). Polycystic ovary syndrome (PCOS): symptoms, causes, and treatment. Clinical and Experimental Obstetrics & Gynecology. 51(5): 126.
- Dong, J., & Rees, D. A. (2023). Polycystic Ovary Syndrome: Pathophysiology and Therapeutic Opportunities. BMJ medicine. 2(1): e000548
- Hakami, A. A. , dkk. (2024). Polycystic Ovary Syndrome (PCOS): Pathophysiology, Diagnosis, Biomarkers, and Nursing Interventions. Journal of Medicinal and Chemical Sciences. 7(12): 1788-1807
- Kemenkes RS Sardjito. (2019). Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) Pada Remaja. Diakses pada 08 September 2025, dari https://sardjito.co.id/2019/09/30/polycystic-ovary-syndrome-pcos-pada-remaja/
- World Health Organization (WHO). (2025, 7 Februari) Polycystic ovary syndrome. Diakses pada 06 September 2025, dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/polycystic-ovary-syndrome